Sabtu, 05 Maret 2022

Panduan Operasional Mekanisme (Pop) Bk 2019 Sd Smp Sma Smk

- Panduan Operasional Prosedur (POP) BK SD Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengan Atas Sekolah Menengah kejuruan 2019- Bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan akseptor didik/konseli semoga bisa mengaktualisasikan potensi dirinya atau mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitasi dimaksudkan sebagai upaya memperlancar proses perkembangan akseptor didik/konseli, alasannya yaitu secara kodrati setiap insan berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian secara optimal.

 Bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peser Panduan Operasional Prosedur (POP) BK 2019 SD Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengan Atas SMK

Panduan Operasional Prosedur (POP) BK 2019 SD Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengan Atas SMK - Bimbingan dan konseling memakai paradigma perkembangan individu, yang menekankan pada upaya mengembangkan potensi-potensi positif individu. Semua akseptor didik/konseli berhak mendapat layanan bimbingan dan konseling semoga potensinya berkembang dan teraktualisasi secara positif. Meskipun demikian, paradigma perkembangan tidak mengabaikan layanan-layanan yang berorientasi pada pencegahan timbulnya problem (preventif) dan pengentasan problem (kuratif).

Upaya mewujudkan potensi akseptor didik/konseli menjadi kompetensi & prestasi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan integratif. Kompetensi hayati ditumbuhkan secara isi-mengisi atau komplementer antara pengajar bimbingan dan konseling atau konselor menggunakan guru mata pelajaran dalam satuan pendidikan. Setiap akseptor didik/konseli memiliki potensi (kecerdasan, talenta, minat, kepribadian, kondisi fisik), latar belakang keluarga, dan pengalaman mencar ilmu yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan akseptor didik/konseli memerlukan layanan pengembangan yang berbeda-beda juga.

Perkembangan akseptor didik/konseli nir lepas menurut imbas lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yg menempel pada lingkungan yaitu perubahan. Perubahan yg terjadi pada lingkungan bisa mempengaruhi gaya hayati warga masyarakat, termasuk akseptor didik/konseli. Pada dasarnya akseptor didik/konseli Sekolah Menengan Atas memiliki kemampuan beradaptasi, baik dengan diri sendiri juga lingkungan. Proses adaptasi diri akan optimal jikalau difasilitasi sang pendidik, termasuk guru bimbingan dan konseling atau konselor. Penyesuaian diri yang optimal mendorong akseptor didik/konseli mampu menghadapi perkara-masalah langsung, sosial,belajar dan karir.

Kondisi lingkungan yang kurang sehat, maraknya tayangan p0rnografi dan p0rnoaksi di televisi dan Video Compact Disk (VCD) atau Digital Video Disk (DVD), penyalahgunaan indera kontrasepsi dan obat-obat terlarang, ketidak harmonisan kehidupan keluarga, & dekadensi moral orang remaja sangat mempengaruhi teladan perilaku atau gaya hidup akseptor didik/konseli. Perilaku bermasalah seperti: pelanggaran rapikan tertib sekolah, tawuran antar akseptor didik/konseli, tindak kek3r4san (bullying), meminum minuman k3r4s, menjadi pecandu narkoba atau NAPZA (narkotika, psikotropika, & zat adiktif lainnya) dan pergaulan bebas (free s3x) merupakan sikap yang nir sinkron menggunakan norma kehidupan berbangsa yang mudun.

Perilaku sebagian remaja ibarat dipaparkan pada atas sangat nir diperlukan alasannya yaitu tidak sesuai menggunakan sosok tertentu insan Indonesia pada mencapai Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu: beriman & bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mempunyai pengetahuan dan keterampilan, mempunyai kesehatan jasmani & rohani, mempunyai kepribadian yang mantap & mandiri, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Bab II, pasal tiga).

Untuk satuan pendidikan sekolah menengah atas (SMA), pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional di atas, dijabarkan dalam bentuk kompetensi inti. Kompetensi inti yaitu tingkat kemampuan buat mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang akseptor didik SMA pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti (KI) meliputi perilaku spiritual, perilaku sosial, pengetahuan, & keterampilan. Terkait dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam jenjang Sekolah Menengah Atas, pada konteks Bimbingan & Konseling dikenal menggunakan istilah Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD).

SKKPD dalam jenjang SMA mencakup 11 aspek perkembangan, yaitu: landasan hayati religius, landasan perilaku etis, kematangan emosi, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab sosial, pencerahan gender, pengembangan diri, sikap kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis), wawasan & kesiapan karier, kematangan hubungan menggunakan sobat sebaya, & kesiapan diri buat menikah & berkeluarga (Depdikbud: 2007). Dirumuskannya tujuan pendidikan, rumusan kompetensi inti, dan baku kompetensi kemandirian memiliki arti krusial bagi penyelenggaraan pendidikan SMA buat memantapkan pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, & evaluasi) pendidikan secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu & efektif yaitu mengintegrasikan tiga komponen sistem pendidikan yg mencakup komponen administrasi dan kepemimpinan, komponen pembelajaran yang mendidik, serta komponen bimbingan & konseling yang memandirikan. Ketiga komponen tadi mempunyai wilayah garapan sendiri-sendiri yg saling melengkapi pada upaya tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Dalam POP BK SD Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengan Atas dan SMK ini Bapak/Ibu juga bisa menciptakan :

  •  Contoh Format RPL Konseling Individual
  •  Contoh Format Laporan Konseling Individual
  •  Contoh Format Kepuasan Konseling Individual
  •  Contoh Format RPL Konseling Kelompok
  •  Contoh Format Laporan Konseling Kelompok
  •  Contoh Format Kepuasaan Konseling Kelompok
  •  Contoh Format RPL Bimbingan Kelompok
  •  Contoh Format Laporan Bimbingan Kelompok
  •  Contoh Format RPL Bimbingan Klasikal
  •  Contoh Format Laporan Bimbingan Klasikal
  •  Contoh Format Bimbingan Kelas Besar /Lintas Kelas
  •  Contoh Format Laporan Bimbingan Kelas Besar/Lintas Kelas
  •  Contoh Format Laporan Konsultasi
  •  Contoh Format Laporan Kolaborasi
  •  Contoh Format Alih Tangan Kasus
  •  Contoh Format Laporan Alih Tangan Kasus
  •  Contoh Format Laporan Kunjungan Rumah
  •  Contoh Format Laporan Advokasi
  •  Contoh Format Pelaksanaan Konferensi Kasus
  •  Contoh Format Laporan Konferensi Kasus
  •  Contoh Format Peminatan
  •  Contoh Format Laporan Kegiatan Tambahan
  •  Contoh Format Pengembangan Keprofesionalan
  •  Contoh Format Laporan Karya Ilmiah dan Inovatif
  •  Contoh Laporan Keikutsertaan dalam Organisasi Profesi
  •  Contoh Angket Evaluasi Hasil Layanan Bimbingan dan Konseling Klasikal
  •  Contoh Instrumen Observasi terhadap Proses Layanan Bimbingan dan Konseling
  •  Contoh Skala Asesmen Layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan Siswa
  •  Contoh Skala Kepuasan Orangtua
  •  Contoh Skala Kepuasan Guru dan Kepala Sekolah
  •  Contoh Rangkuman Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
  •  Contoh Sistematika Laporan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
  •  Jurnal Harian Kegiatan Bimbingan dan Konseling
  •  Contoh Equivalensi Kegiatan Bimbingan dan Konseling Dengan Jam Kerja
Yang mungkin bisa menjadi Contoh, Referensi atau Panduan dalam melengkapi Perangkat Guru BK di Sekolah/ Madrasah. Lebih jelasnya lagi bisa dengan gampang didapatkan melalui tautan link berikut ini ;

Panduan Operasional Prosedur/ POP BK SD KLIK DISINI

Panduan Operasional Prosedur/ POP BK SMP KLIK DISINI

Panduan Operasional Prosedur/ POP BK SMA KLIK DISINI

Panduan Operasional Prosedur/ POP BK SMK KLIK DISINI

Demikianlah kiranya menyebarkan Informasi dan File mengenaiPanduan Operasional Prosedur (POP) BK 2019 SD Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengan Atas SMK, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar